Senin, 31 Oktober 2011

Makalah 2 "Peran Kebudayaan Dalam Membentuk Kepribadian"


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN
Mata Kuliah                  :    Ilmu Budaya Dasar
Dosen                           :    Muhammad Burhan Amin
Judul Makalah               :    Peran Kebudayaan Dalam Membentuk Kepribadian
                                     
Disusun Oleh :
·         Nama                :    Sairoh
·         NPM                 :    16211557
·         Kelas                 :    1EA26

FAKULTAS EKONOMI
S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jl. KH. Noer Ali Kalimalang Bekasi 17145, Telp (021) 88860117

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim atau pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk menerima nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

KATA PENGANTAR
Assalamua'laikum Wr, Wb.
Puji syukur kehadirat  ALLOH SWT, karena dengan karunia dan rahmat nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan berkat rahmatnya juga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, kita menjadi tahu tentang apa itu kebudayaan. Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya yang baik selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu mempengaruhi pribadi yang buruk juga.
Makalah ini menyajikan tentang peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan masuknya budaya asing dan arus modernisasi, globalisasi. Sehingga dari akibat tersebut dapat mempengaruhi kepribadian generasi muda penerus bangsa. Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait didalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki kepribadian yang lebih baik di masa yang akan mendatang dan bisa sebagai bahan acuan untuk kita berkembang kearah yang lebih baik.
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan ataupun materi. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa saya terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Alloh SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita. Amien.

Hormat kami



Penyusun.




DAFTAR ISI

Pernyataan.................................................................................................................       1
Kata Pengantar...........................................................................................................      1
Daftar  Isi...................................................................................................................      3
BAB I  PENDAHULUAN.......................................................................................      4
1.      Latar Belakang.....................................................................................................      4
2.      Tujuan..................................................................................................................      6
3.      Sasaran.................................................................................................................     7
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................     8
1.      Kekuatan (Strength)..............................................................................................      9
2.      Kelemahan (Weekness)...... ..................................................................................     9
3.      Peluang (Oppurtunity)............................................................................................    10
4.      Threat (Ancaman)..................................................................................................    10
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................    11
1.      Kesimpulan............................................................................................................    11
2.      Rekomendasi.........................................................................................................    11
Daftar Pustaka................................................................ ............................................    12



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbicara mengenai kepribadian kebudayaan mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian sesorang maupun kepribadian bangsa. Para ahli sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.
Beberapa Teori tentang kepribadian :
Ø  Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.
Ø  Teori Freud, Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
Ø  Teori Jung, Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.
Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut :
  1. System norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya, 
  2. Organisasi ekonomi 
  3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama.
  4. Organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
  1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya). 
  2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya). 
  3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan). 
  4. Bahasa (lisan maupun tertulis). 
  5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya). 
  6. Sistem pengetahuan dan pendidikan. 
  7. Religi (system kepercayaan).
Sejalan dengan derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya-budaya daerah kian memudar dan terpinggirkan oleh budaya-budaya yang masuk kedalam tubuh budaya kita yang dominan berasal dari budaya-budaya barat. Sehingga dari akibat tersebut dapat menimbulkan berbagai macam masalah budaya di Indonesia, antara lain adanya perbedaan karakter kepribadian budaya barat dengan budaya Indonesia yang dapat merusak budaya Indonesia yang juga dapat mengakibatkan pembentukan kepribadian yang kurang baik akibat dari pergeseran nilai-nilai kebudayaan yang ada.
Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai makhluk sosial maka manusia tidak bisa hidup sendiri / saling ketergantungan.
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
2.        Tujuan
Dalam makalah yang saya buat ini diharapkan dapat menambah wawasan saya dan pembaca untuk dapat menentukan kepribadian yang baik dalam ruang lingkup budaya di sekitarnya dan memberikan gambaran dan pemahaman kepada siapapun tentang pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang. Agar ketika akan bertindak tidak bertindak sesuai dengan budaya buruk, yang ketika bertindak sesuai dengan budaya yang baik, serta pengaruh positif dapat kita rasakan bersama sesuai dengan tujuan Undang-undang dasar yang menjadi landasan dan akar dari bangsa kita. Tujuan kita mempelajari kebudayaan yang berperan penting dalam kepribadian kita adalah :
1.      Mengetahui peran budaya dalam pembentukan kepribadian yang baik
2.      Mengetahui berbagai macam masalah tentang kebudayaan
3.      Dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan
4.      Meningkatkan jiwa gotong royong
5.      Meningkatkan kebersamaan
6.      Membangun komunikasi yang lebih baik
Setiap Individu  memiliki pengalaman yang berbeda – beda serta beraneka ragam, dan dari pengalaman tersebutlah biasanya kepribadian seseorang juga dapat berubah. Dan lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir dan kepribadian seseorang.


3.      Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai untuk seluruh masyarakat luas di tanah air Indonesia tentang kebudayaan yang menjadi salah satu faktor dalam membangun kepribadian seseorang dikarenakan kebudayaan merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat sehingga sangat penting bagi kita untuk terus mempertahankan kebudayaan timur yang sopan dan lemah lembut serta beradab. Kebudayaan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Seiring derasnya arus globalisasi dan modernisasi diharapkan generasi  muda penerus bangsa tetap memiliki kepribadian baik tanpa menyampingkan nilai-nilai kebudayaan timur yang sopan yang telah ada sejak zaman nenek moyang kita yang merupakan ciri khas kita sebagai pribadi yang anggun, sopan dan santun.




BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
  1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
  2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). 
  3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
  4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. 
  5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
Berikut uraian dari setiap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan  yang ada, berkaitan dengan peranan kebudayaan dalam membentuk kepribadian :

1.      Kekuatan (Strength)
*    Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap, perilaku dan kepribadian seseorang . Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah seseorang/masyarakat sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan seseorang/masyarakat.
*     Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan masyarakat/organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan oleh seseorang/masyarakat.
*  Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. Artinya dengan budaya seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih tanggung jawab bukan hanya untuk dirinya tetapi bagi orang lain ataupun masyarakat.

2.      Kelemahan (Weekness)
*     Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu masyarakat dan membedakannya dengan masyarakat lainnya dan kebanyakan masyarakat kita tidak mengenal budaya daerah lain.
*     Masuknya budaya asing melalui berbagai media, baik itu media massa maupun elektronik yang secara tidak langsung menggeser nilai-nilai budaya luhur yang telah lama diadopsi oleh masyarakat akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku serta kepribadian seseorang/masyarakat.
*        Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.

3.      Peluang (Opportunity)
*    Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa dari daerah lain selain daerah asal yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
*  Memperkenalkan kebudayaan bangsa sejak dini kepada generasi penerus bangsa, Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah lebih dikenal oleh generasi muda kita.
*       Keanekaragaman budaya yang ada disuatu negara maupun daerah yang berbeda-beda membentuk masyarakat dengan tradisi, adat istiadat dan pemikiran yang berbeda dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk kepribadian seseorang atau kelompok masyarakat. Karena melalui kebudayaan manusia dapat bertukar pikiran dan dapat menjadi motivasi bagi daerah/negara lain untuk menjadi lebih baik di segala bidang kehidupan.

4.      Ancaman (Threat)
*     Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
*  Penetrasi kebudayaan, Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
*  Kemajuan teknologi yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai budaya dan mempengaruhi kebudayaan dikalangan generasi muda kita.



BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam kebudayaan yang ada disetiap daerah serta isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian dan perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
Faktor lingkungan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain

2.      REKOMENDASI
v      Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan masyarakat/organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan oleh seseorang/masyarakat.
v     Menyaring dan membatasi masuknya budaya asing melalui berbagai media, baik itu media massa maupun elektronik yang secara tidak langsung menggeser nilai-nilai budaya luhur yang telah lama diadopsi oleh masyarakat akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku serta kepribadian seseorang/masyarakat.
v      Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa dari daerah lain selain daerah asal yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
v     Perubahan sosial budaya yang mengakibatkan gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA








Kamis, 20 Oktober 2011

BAB VI (Manusia dan Penderitaan)

Bab 6

Selasa, 18 Oktober 2011

Biaya Oportunitas, Kurva Batas Ekonomi

tugas ekonomi

BAB V (Manusia dan Keindahan)

Bab 5

Senin, 17 Oktober 2011

BAB IV (Manusia dan Cinta Kasih)

IBD24

Senin, 10 Oktober 2011

Peran Budaya Daerah untuk Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional

peranan budaya daerah1

BAB III (Tiga Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusasteraan)

IBD 3 Repaired)

BAB II (Manusia dan Kebudayaan)

IBD 2

Selasa, 04 Oktober 2011

Sekilas Tentang Aktifitas Anak Krakatau

Ancaman Anak Krakatau, Ini Langkah Pemerintah

Gempa meningkat 1000 kali lipat. Diminta menjauh 2 km. Didengar seperdelapan warga dunia.

Senin, 3 Oktober 2011, 18:03 WIB
Anggi Kusumadewi, Elin Yunita Kristanti
VIVAnews – Anak Krakatau terus menebar ancaman. Volume gempa kian meningkat. Sepanjang Hari Minggu, 2 Oktober 2011, sekurangnya 2.745 gempa menguncang gunung itu dan wilayah sekitar. Dan itu catatan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).  Padahal sehari sebelumnya, status gunung ini sudah naik ke level III. Level Siaga.
Semua perkembangan itu sudah dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Staf Khusus Presiden dan sejumlah lembaga terkait terus berkordinasi mengawasi aktivitas gunung ini. "Baru saja kami melakukan evaluasi dan Koordinasi dengan Kepala PVMBG  atas perkembangan naiknya aktivitas gunung Anak Krakatau, yang lonjakan kegempaannya lebih dari 1000 persen dalam tiga hari ini," kata Andi Arief dalam keterangan persnya yang diterima VIVAnews, Senin 3 Oktober 2011.
Perkembangan mencemaskan ini sudah terjadi semenjak empat hari belakangan. Jumlah gempa melonjak drastis. Sekitar 1000 kali lipat. Padahal lazimnya cuma 300 kali sehari. Peringatan bahaya itu juga terlihat dari pantauan visual. Asal kelabu bergulung-gulung hingga ketinggian 25-30 meter. Asap itu berarak menuju Selatan. Namun Anak Gunung Krakatau tidak dikurung kabut.
Kepala PVMBG, Surono, menegaskan bahwa gempa Anak Krakatau terasa di hampir seluruh Pulau Anak Krakatau. Gempa itu, lanjutnya, datang beruntun namun skala kecil. Sekitar 2 Skala Ritcher.  “Bahkan ada yang di bawah 1 SR,” kata Surono kepada VIVAnews.
Aktivitas yang tinggi itu harus diwaspadai. Sebab berpotensi menyebabkan erupsi. Meski, lanjut Surono, letusan itu timbul tenggelam. Sebentar berhenti, lalu meletus lagi. Begitu seterusnya. "Ini adalah gunung api yang paling sering meletus,” ujar Surono.
Mengapa sering meletus?
Anak Krakatau adalah anak dari Gunung Krakatau. Sang induk meledak dasyat beratus tahun lampau. Dari seluruh gunung api di Indonesia Anak Gunung Krakatau itu yang paling belia. ( Baca: Indonesia Ladang Bencana). “Gunung api muda harus sering meletus untuk tumbuh besar dan tinggi. Gunung menjadi besar dan tinggi karena hasil letusannya,” terang Surono.
November 2010, sejumlah gunung bahkan meletus secara bersamaan. Bahkan Gunung Sinabung yang beratus tahun sudah terlelap, mengamuk dengan asap mengawang. Mengapa negeri gemah ripah loh jinawi ini hidup di atas daerah bencana. (Baca wawancara VIVANews.com dengan para ahli di sini). Pemerintah sudah tegas memberi peringatan agar warga di sekitar gunung berapi menjauh dan waspada.
Begitu juga dengan Anak Gunung Krakatau itu. Plt Direktur Pengurangan Resiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo, menegaskan bahwa  zona bahaya Anak Krakatau saat ini ditetapkan sejauh dua kilometer. “Dalam radius 2 km tidak diperkenankan adanya aktivitas dan tidak boleh ada pemukiman,” lanjutnya.

Para pelancong, penduduk dan siapa saja, sama sekali tidak boleh mendekati Gunung Anak Krakatau, dan diimbau untuk tidak berada di Pulau Anak Krakatau. Meski diperintahkan menjauh, ia meminta kepada masyarakat yang berada di sekitar Gunung Anak Krakatau untuk tetap tenang dan tidak panik.

“Kami minta masyarakat pantai di Banten dan Lampung untuk terus beraktivitas seperti biasa. Tak usah panik, jangan terpancing isu tsunami. Ini Anak Krakatau yang meletus, bukan ibunya, Krakatau,” kata dia. Pemerintah juga sudah siap sedia menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

Didengar Seperdelapan Warga Dunia

Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini mengingatkan kita pada tragedi masa silam. Tercatat dalam sejarah, Senin 27 Agustus 1883 sekitar pukul 10.20 WIB, Gunung Krakatau meletus. Kekuatannya 13.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki.

Suara Krakatau yang menggelegar didengar seperdelapan penduduk Bumi, sampai ke pulau-pulau kecil di Laut Afrika Timur. Guncangannya memicu tsunami di wilayah perairan Selat Sunda. Lebih dari 36.000 jiwa tewas, sedangkan yang tewas seketika akibat awan panas tercatat ratusan orang.

Getaran Krakatau juga merusak sebagian Batavia, cikal bakal Jakarta. Petaka belum usai. Abu Krakatau membuat dunia gelap selama dua setengah hari. Setelah puas mengamuk, Krakatau lalu terbenam di dasar lautan. Tahun 1947, 44 tahun setelah amuk Krakatau, muncul gunung api baru. Ia tumbuh makin besar dan tinggi. Itulah Gunung Anak Krakatau.

Sepuluh tahun setelah kelahirannya, Anak Krakatau menyemburkan material vulkanik dalam jumlah besar setiap tahunnya. Anak Krakatau pun bertambah tinggi 15 meter. Sejak tahun 1953 sampai saat ini, jeda letusannya bervariasi antara 1-2 tahun atau lebih, dengan rata-rata jeda letusan setiap 5 tahun sekali. Setiap tahun, ketinggian Anak Krakatau bertambah sekitar 1 meter.
• VIVAnews