BISNIS & ETIKA
1.
Pengertian
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Ø
Menurut
Para Ahli Menurut Velasques (2002) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.
Ø
Menurut
Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan
dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar
guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
Ø
Menurut
Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos,"
kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan
kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode
organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam
pelayanan kepada masyarakat.
Ø
Menurut
Brown dan Petrello (1976) Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat
meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh.
Terdapat tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita (Von der Embse dan
R.A. Wagley) , yaitu :
1)
Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2)
Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
3)
Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
2.
Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
Ada tiga sasaran
dan lingkup pokoketika bisnis yaitu :
1)
Etika
bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika
bisnis yang pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama
ini lebih sering ditujunjukkan kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih
sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan etis itu.
2)
Etika
bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,
mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi,
dirugikan dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek
bisnis pihak mana pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh
atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak
boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3)
Etika
bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro,
yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.
Ketiga lingkup dan
sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya dan bersama –
sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.
3.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Sonny Keraf (1998)
menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
1)
Prinsip
Otonomi
Yaitu sikap dan
kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2)
Prinsip
Kejujuran
Terdapat tiga
lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3)
Prinsip
Keadilan
Menuntut agar
setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
4)
Prinsip
Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Menuntut agar
bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5)
Prinsip
Integritas Moral
Terutama dihayati
sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.
Selain itu juga ada
beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim, Presiden
Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :
1)
Kejujuran
Banyak orang
beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini
jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan
berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan
bisnis.
2)
Keadilan
Perlakukan setiap
orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar
serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih.
Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil
untung yang merugikan konsumen.
3)
Rendah
Hati
Jangan lakukan
bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara
berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar
maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan
penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit
masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
4)
Simpatik
: Kelola emosi
Tampilkan wajah
ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga
di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris
dan lain-lain.
5)
Kecerdasan
Diperlukan
kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang
memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan
oleh lawan-lawan bisnisnya.
4.
Hal-hal yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika
Bisnis
1)
Menuangkan
ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian
etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan
Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.
2)
Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis
itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
3)
Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis
disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
4)
Memelihara
Kesepakatan
Memelihara
kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa
yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
5)
Mampu
Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis
itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
Kebanyakan
perusahaan yang berada disekitar kita hampir 45% tidak menggunakan etika dalam
menjalankan bisnisnya, sedangkan sisanya 55% sudah menggunakan etika dalam
menjalankan bisnisnya. Jadi bisa dikatakan bahwa hampir setengahnya produsen
atau perusahaan yang ada di sekitar kita melakukan pelanggaran etika.
Etika bisnis yang
harus dipahami dan dilakukan para profesional, antara lain :
1)
Sebutkan
nama lengkap
Dalam situasi
berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat berkenalan. Namun jika
namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan, akan lebih baik jika sedikit
menyingkat.
2)
Berdirilah
saat memperkenalkan diri
Berdiri saat
mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika kondisinya tidak
memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk
agar orang lain menilai positif kesopanan mitra.
3)
Ucapkan
terima kasih secukupnya
Dalam percakapan
bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, hanya perlu mengucapkan
terima kasih satu atau dua kali.
4)
Kirim
ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah mitra
menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke
email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan,
mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
5)
Jangan
duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita,
pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun dalam kondisi kerja,
posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk
seperti ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
6)
Tuan
rumah yang harus membayar
Jika mengundang
rekan bisnis untuk makan di luar, maka sang mitralah yang harus membayar
tagihan. Jika sang mitra seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien,
laki-laki, ia tetap harus menolaknya. Dengan mengatakan bahwa perusahaan yang
membayarnya, bukan uang pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar