SOFTSKILL EKONOMI
KOPERASI
“ KENAPA KOPERASI
TIDAK BERKEMBANG DAN MAJU SECARA SIGNIFIKAN ?”
SAIROH 16211557
KELAS 2
EA27
DOSEN BP.
NURHADI
PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
KENAPA KOPERASI TIDAK BERKEMBANG
DAN MAJU SECARA SIGNIFIKAN ?
Pembangunan
koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan
perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan
pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat
khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).
Namun koperasi di Indonesia selama setengah abad lebih kemerdekaannya, tidak
menunjukkan perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi tidak tampak di
permukaan sebagai “bangun perusahaan” yang kokoh dan mampu sebagai landasan
(fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi
berada pada sisi marjinal. Upaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi
yang termarjinalkan.
Pemerintah
sering bersuara lantang untuk memberdayakan koperasi, tetapi tetap saja
koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan dalam menyumbang perekonomian
Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi dan tidak terlihat
perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi.Perkembangan koperasi
masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang
usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam
koperasi sendiri maupun dari luar.
Masalah
kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun
masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan,
pengawas, manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup
hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan
instansi pemerintah.
1.
DARI SISI KELEMBAGAAN
KOPERASI
Masalah
Internal :
1.
Keanggotaan
dalam Koperasi.
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota
yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada
sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi
kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a. Tingkat pendidikan mereka yang
pada umumnya masih rendah
b. Ketrampilan dan keahlian yang
dimiliki oleh para anggota terbatas
c. Sebagian dari anggota belum
menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi
belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam
kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak
organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan
organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya
keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang
mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau
bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini
menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2.
Pengurus
Koperasi. Dalam
hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang
menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan
kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan
tugas mereka dengan semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi
terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental
pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus
diperbaikilagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak
jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota
pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka
hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini
masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang
sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan
ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu
berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan
baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari
badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan
oleh:
a. Kemampuan anggoota pengawas yang
belum memadai, terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha
koperasi.
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi
biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu
perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi.
Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan
kredit.
Masalah Eksternal
- Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
- Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
- Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
2.
DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah
usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer dan
karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat
bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah
ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan
prinsip-prinsip pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih
belum berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi
yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di
samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai
wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun
rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan
menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha
yang ditentukan.
Penilaian
terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan
usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya. Dari sisi
produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal
kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif
kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan
UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara
umum koperasi harus menghadapi kelemahannya sebagai berikut :
1.
Pembinaan
hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara pengurus dan
manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain mengingat perlunya
koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas.
Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang mengambil wewenang manajer
melaksanakan tugas operasional.
2.
Kebijaksanaan
dan program kerja koperasi masih cenderung timbul sebagai prakarsa pemerintah.
Program-program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang
belum sepenuhnya dipadukan dengan program-program yang timbul dari prakarsa
pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum dapat berkembang.
3.
Organisasi
tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi, tampak belum
sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi primer, khususnya
meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi, administrasi, dan manjemen.
4.
Kerja
sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang berlangsung atas landasan
saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati
dalam membinannya ada kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya
kemandirian koperasi.
5.
Kemampuan
pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan hasil usaha koperasi,
walaupun cukup memadai perkembangannya namun ternyata masih sangat terbatas.
6.
Dalam
usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi
persyaratanyang ditentukan. Demikianlah, maka pemupukan modal koperasi walaupun
cepat perkembangannya hasilnya masih terbatas juga.
7.
Keterpaduan
gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap gerakan koperasi dari
berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
8.
Masalah
lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada tingkat
perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya petugas pembina
koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
9.
Masalah
permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi, permasalahan pemasaran, dan
perlindungan hukum.
10.
Kurangnya
dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat, hal ini
menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang sangat cepat.
3.
KUNCI
PEMBANGUNAN KOPERASI
Menurut
Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor
yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat
kecerdasan masyarakat Indonesia.
Menurut
Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya
dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa
kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi
sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa
faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang
ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong)
memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah,
padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan
kemajuan lembaga koperasi. Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah
manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di
Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik
antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat
tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin
besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang
profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan
ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan
yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
Untuk
kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen
modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Semua
anggota diperlakukan secara adil,
b.
Didukung
administrasi yang canggih,
c.
Koperasi
yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih
kuat dan sehat,
d.
Pembuatan
kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
e.
Petugas
pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya
menunggu pembeli,
f.
Kebijakan
penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk
kepentingan koperasi,
g.
Manajer
selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
h.
Memprioritaskan
keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan
lainnya,
i.
Perhatian
manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah
internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
j.
Keputusan
usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi
dalam jangka panjang,
k.
Selalu
memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
l.
Pendidikan
anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
4.
PPERMASALAHAN
UMUM DAN SOLUSINYA
Masalah
yang dihadapi koperasi akan semakin meluas jika tidak ditangani sesegera
mungkin. Sebelum melakukan tindakan pemecahan masalah langkah awal yang harus
kita lakukan adalah menganalisa penyebab terjadinya masalah. Setelah kita
mengetahui akar permasalahannya dimana barulah kita dapat melakukan langkah
konkrit yang diharapkan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Dalam
penyelesaian masalah dibutuhkan
keterlibatan semua elemen masyarakat baik pemerintah dan masayarakat itu
sendiri.Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan cara
mengatasi permasalahan tersebut , yaitu :
1.
Koperasi
jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang dalam
masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan dengan
masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
menyejahterakan anggotanya.
2.
Kualitas
Sumber Daya yang terbatas.
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan
Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah
pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya
merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi
seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi
itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut
usia sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3.
Banyaknya
pesaing dengan usaha yang sejenis. Pesaing merupakan hal yang tidak
dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila
kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan
tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan survive
dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian.
4.
Keterbatasan
Modal.
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan
dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas
usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat
merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana
lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan
untuk modal koperasi.
5.
Partisipasi
anggota.Sebagai
anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program yang ada di
koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan
bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut.
6.
Perhatian
pemerintah.
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila
koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah,
misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah
juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat
menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat
kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
7.
Manajemen
koperasi.Dalam
pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari bentuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal ini
sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan partisipasi
dari anggota.
Apabila
semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau
mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat
memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar