SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
NAMA : SAIROH
NPM : 16211557
KELAS : 3-EA27
TUGAS KE : 8
MATERI : Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
DOSEN : Tomy Adi Sumiarso , SE
Pengaruh
Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Jenis
Jenis Situasi Konsumen
Suatu
jenis situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi konsumen pemakaian.
Situasi sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama : situasi
komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian.
1.
Situasi
Komunikasi
Situasi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan kepada
komunikasi pribadi atau nonpribadi.
Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen
dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi
nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program
serta publikasi yang berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan).
Pengaruh
situasi mungkin pula timbul dari program tertentu di masa suatu iklan muncul.
Sesungguhnya,
beberapa studi telah melaporkan efek seperti ini. Di dalam satu penelitian,
keadaan suasana hati penonton sementara menyaksikan iklan di pengaruhi oleh
acara di sekelilingnya. Acara yang menyenangkan menyebabkan suasana hati yang
lebih menyenangkan selama pemaparan iklan dibandingkan dengan acara yang
menimbulkan rasa sedih., keadaan suasana hati yang lebih menguntungkan ini
menyebabkan subyek mempunyai pikiran yang lebih positif sementara mengolah
iklan, dan juga ingatan yang lebih baik akan informasi dalam iklan
bersangkutan. Namun, dampak acara TV mungkin bergantung kepada jenis iklannya.
Studi terbatu melaporkan bahwa acara yang menyenangkan menghasilkan ingatan
yang lebih besar daripada acara yang membuat sedih untuk iklan yang
menyenangkan, sementara acara tersebut tidak mempunyai efek yang berarti pada
ingatan untuk iklan yang menyedihkan.
Begitu
pula, minat atau keterlibatan konsumen dengan suatu acara mungkin menentukan
sebagian keefektifitan iklan. Ingatan akan merek yang diiklankan dan teks iklan
lebih rendah untuk iklan yang diperhatikan selama suatu acara yang lebih
melibatkan dibandingkan acara yang kurang melibatkan penonton. Selain itu,
sikap terhadap iklan kerap lebih menguntungkan bila pemaparan iklan terjadi
selama acara yang kurang melibatkan penonton.
Para
pelaksana sangat sadar akan pengaruh potensial yang mungkin ditimbulkan oleh
suatu program keefektifan iklan mereka. Cola-cola, musalnya menghindari dari
pemutaran iklan selama cara berita TV kerena akan ada beberapa berita untuk
buruk di dalamnya dan Coke adalah produk yang menyenangkan dan ringan.
Perhatian serupa menyebabkan Chrysler menarik iklannya dari mini seri ABC
“Amerika” yang merupakan topik dari konsumen dalam fokus.
2.
Situasi
Pembelian
Situasi
pembelian mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan jasa.
Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana,
pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam
situasi pembelian. Penjualan makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan
harga yang harus dibayar konsumen untuk soda
dan jajanan di bioskop atau stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh
situasi dapat mewujudkan diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa
bentuk utama dideskripsikan berikut ini :
A. Lingkungan Informasi
Lingkungan
Informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk
yang tersedia bagi konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan
penting dari perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk
pengambilan keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang
utama mencakupi :
a)
Ketersediaan
Informasi
b)
Beban
Informasi
c)
Format
Informasi
d)
Bentuk
Informasi
B. Lingkungan Eceran
Sifat
fisik dari lingkungan eceran, kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat
menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan
banyak pengaruh situasi yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai
kemampuan untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan
kepada konsumen dapat di tempat yang benar di dalam toko.
Dari
prespektif pemasar, atmospherics suatu toko dapat mempunyai sejumlah efek yang
diharapkan pada konsumen. Pertama, atmospherics dapat membantu membentuk arah
maupun dari durasi perhatian konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan
pembelian untuk produk yang mungkin saja terabaikan. Kedua, lingkungan eceran
dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko kepada konsumen, seperti
khalayak yang dimaksudkan dan penempatan (misalnya, toko busana berharap untuk
menarik pelanggan skala atas dengan citra mode). Akhirnya, latar toko dapat
pula mendatangkan reaksi emosi tertentu dari konsumen (misalnya, kesenangan dan
kegairahan). Penelitian mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi
jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu berbelanja.
Lingkungan
eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
a) Musik
b) Tata Ruang dan Lokasi di Dalam
Toko
c) Warna
d) Bahan POP (Point-Of-Purchase)
e) Wiraniaga
f) Kesesakan
g) Pengaruh Waktu
3. Situasi Pemakaian
Situasi
pemakai (Usage Situaition), yang mengacu pada latar di mana konsumsi terjadi.
Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama
(misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran fast-food).
Tetapi, konsumen produk kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik secara
fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Lingkungan
sosial yang mencirikan situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada
perilaku konsumen. Di dalam lingkungan dewasa ini yang semakin antirokok,
kehadiran orang yang bukan perokok kerap akan berfungsi sebagai rintangan bagi
perokok yang ingin menyalakan rokoknya. Penjualan bir khususnya peka terhadap
apakah konsumsi terjadi di dalam latar umum versus pribadi. Antara 80 dan 90
persen penjualan bir impor adalah “di dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan
restoran) di mana orang lain dapat melihat jenis biar yang diminum. Sebagai
kontras, 70 persen dari penjualan merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di
dalam rumah.
Waktu
dimana pemakaian terjadi mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai
contoh, konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu dalam satu hari. Kita
jarang memakan spageti untuk sarapan atau serealia untuk makan malam. Sebagai
contoh memperlihatkan preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk berbagai buah
bergantung pada waktu dalam satu hari dan konteks di mana konsumsi terjadi.
Contoh : buah pesik adalah buah yang paling disukai untuk sarapan atau jajanan
pada siang hari, tetapi digantikan dengan arbie untuk pencuci mulut pada waktu
makan malam.
4.
Interaksi
Orang-Situasi
Sacara
implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen berespons dengan cara yang sama
terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun
sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain
mungkin sering terbukti agar tidak peka.
Ide
bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor situasi
memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang berbeda
mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi
situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar mungkin kerap
perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini adalah manfaat yang seharusnya
disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa pasar orang-situasi yang
spesifik. Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang unik
(misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski wanita).
Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang
menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan
bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca,
formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi
wanita.
5.
Pengaruh
Situasi Tak Terduga
Pemasar
kadang bertanya kepada konsumen target mengenai maksud pembelian mereka untuk
,meramalkan permintaan produk pada masa dating. Walaupun maksud pembelian dapat,
dalam kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu
ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah gangguan yang disebabkan
oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh, seorang konsumen
mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu
selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud pembelian ini
mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada ada merek lain
dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak
berminat untuk membeli suatu produk sewaktu disurvai pada waktu tertentu.
Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak
diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk
orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari
prespektif pemasaran, pokok penting di sini secara sederhana adalah bahwa orang
harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga dapat merusak
keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian. Walaupun lerap
diharapkan bahwa efek seperti ini akan cenderung diseimbangkan (yaitu, jumlah
pelanggan yang hilang karena pengaruh situasi yang tak terduga akan diimbangi
oleh jumlah yang didapat karena alasan yang sama), kenyataannya mungkin tidak
demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar